Wednesday, June 27, 2018

ceritaku


Teknik informatika.
Yah… itu jurusan yang saya ambil ketika saya mendaftar kuliah di politeknik Kampar. Dan tidak terasa, sekarang saya sudah di penghujung semester 4. Pertanyaan demi pertanyaan terlontar dari orang-orang sekitar. “udah mahir lah ya tentang komputer”, pertanyaan yang sama terus datang dari mereka. Sementara saya pribadi tidak cukup mampu untuk mengatakan bahwa “sampai saat ini saya juga belum tau saya mahir dalam hal apa”.
Kalau berbicara tentang kehidupan sehari-hari, saya menyukai kesehatan, saya suka membantu orang sakit, dan saya lebih suka berbaur langsung dengan masyarakat dari pada duduk sendiri di depan computer. Yah itulah saya.
Berbeda hal nya dalam informatika, saya juga masih bingung tentang keahlian saya. Kadang saya suka belajar algoritma, kadang saya suka belajar database, dan lain nya. Semua masih terasa biasa-biasa saja. Menurut saya setiap bidang studi memiliki tingkat kesulitannya masing-masing. Mulai dari materinya, dosen nya, serta ruang belajar nya.
Sampai saat ini, saya merasa kemampuan saya untuk dibidang informatika masih dibawah standar. Bagaimana tidak, saya hanya bisa basis data, kalau bahasa keren nya DBMS ( Database Management Sistem ). Pelajaran DBMS itu menurut saya gampang-gampang susah, karena ini berhubungan dengan penyusunan data. Kalau salah-salah dalam pengelompokan data, bisa error dan kacau semua pekerjaan nya. Butuh konsentrasi tinggi untuk pelajaran DBMS ini.
Dan untuk pelajaran system operasi, wah itu lebih sulit dari pelajaran yang lain. Yah walaupun semua pelajaran itu susah. Letak kesulitan nya itu system operasi membahas tentang sejarah dari computer, mulai dari awal computer terbentuk sampai saat ini. Intinya system operasi membahas secara lengkap tentang computer. Dan untuk saya pribadi, butuh waktu lama untuk bisa memahami semua nya.
Intinya, semua matakuliah itu punya tingkat kesulitan masing-masing. Menurut saya, dalami minat serta kecintaan kita terhadap sesuatu itu mungkin lebih berguna untuk hidup ini. Terlepas dari semua jurusan yang kita ambil saat kita kuliah.

Wednesday, April 25, 2018

renungan

"Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan."
- (Imam Syafi'i)

"Jangan cintai orang yang tidak mencintai Allah. Kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu"
- (Imam Syafi'i)

"Barangsiapa yang menginginkan Husnul Khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia".
- (Imam Syafi'i)

"Doa di saat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran."
- (Imam Syafi'i)

"Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat.”
- (Imam Syafi'i)

"Siapa yang menasihatimu secara sembunyi-sembunyi maka ia benar-benar menasihatimu. Siapa yang menasihatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu''
- (Imam Syafi'i)

"Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafannya sedang ditenun".
- (Imam Syafi'i)

dikutip dari buku " motivasi "

Tuesday, April 24, 2018

secangkir ilmu paham

Tingkat terbawah dalam ilmu itu adalah "paham".
Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.

Tingkat ke dua terbawah adalah "kurang paham".
Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham ..., dia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul-simpul pemahaman yang benar ...!

Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi dikedepankan, sehingga dia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamannya. Jika tidak, dia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.

Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu adalah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan.

Karena merasa berilmu, dia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain.
Tidak mau lagi menerima masukan dari siapapun (baik itu nasehat dll ), atau pilih-pilih hanya mau menerima ilmu (nasehat) dari yang dia suka saja ..., bukan ilmu yg disampaikan, tapi siapa yang menyampaikan ...?

Tertutup hatinya.
Tertutup akal pikirannya.
Tertutup pendengarannya.
Tertutup logikanya.

Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri.

Parahnya lagi ...,

Dia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu, menjadi bahan tertawaan orang yang paham.

Dia tetap dengan dirinya,
dan dia bangga dengan
ke-gagal paham-annya ...

"Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa tidak terbalik ?"

"Orang semakin paham akan semakin membumi, menunduk, merendah."
Dia menjadi bijaksana, karena akhirnya dia tahu, bahwa sebenarnya banyak sekali ilmu yang belum dia ketahui, dia merasa seakan dia tidak tahu apa-apa ...
Dia terus mau menerima ilmu, darimanapun ilmu itu datangnya.
Dia tidak melihat siapa yang bicara, tetapi dia melihat apa yang disampaikan ...!
Dia paham.

ilmu itu seperti air, dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Semakin dia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.
Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi.
dia seperti balon gas yang berada di atas awan.
Dia terbang tinggi dengan kesombongannya.
Memandang rendah ke-ilmuan lain yang tak sepaham dengannya,

Dan merasa akulah kebenaran ... !!!

Masalahnya ..., dia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin, tanpa mampu menolak.
Sering berubah arah, tanpa kejelasan yang pasti.

Akhirnya dia terbawa ke-mana2 sampai terlupa jalan pulang ..., dia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan dibinasakan oleh kesombongannya ...

Dia akan mengakui ke-gagal paham-annya ..., dengan penyesalan yang amat sangat dalam.

"Jadi yang perlu diingat ...,
akal akan berfungsi dengan benar, ketika hatimu merendah ...
Ketika hatimu meninggi.., maka ilmu juga-lah yang akan membutakan si pemilik akal ..."

Ternyata di situlah kuncinya.
"Lidah orang bijaksana, berada didalam hatinya, dan tidak pernah melukai hati siapapun yang mendengarnya ..., tetapi hati orang dungu, berada di belakang lidahnya, selalu hanya ingin perkataannya saja yang paling benar dan harus didengar ... !!!"

"Ilmu itu open ending"
Makin digali makin terasa dangkal. 
Jadi kalau ada orang yang merasa sudah tahu segalanya, berarti dia tidak tahu apa-apa ... !!!"

dikutip dari buku " motivasi "

format penulisan laporan


Untuk kali ini saya bakal bagiin tips format penulisan laporan. Kita sering banget keliru tentang pelisan laporan, dan akhirnya kita harus ngulang lagi untuk perbaikan. Nah kali ini saya bakal ngasih garis-garis besar yang harus ada pada sebuah laporan.

BAB I:
Biasanya pada BAB I ini berisi tentang latar belakang percobaan atau praktek yang dilakukan. Contohnya:








ada BAB I ini dilengkapi dengan tujuan, rumusan masalah dan batasan masalah. Hal ini bertujuan agar laporan praktikum yang dibuat dapat dijadikan sebagai bukti hasil dari praktikum yang dilakukan.

BAB II:
Biasanya pada BAB II berisi tentang teori dengan percobaan praktikum yang dilakukan. Jadi pada bab ini biasanya lebih membahas tentang teori dari praktikum. Contoh:









BAB III:
Pada BAB ini berisi tentang metode percobaan. Di metode percobaan ini lebih membahas tentang :
  •  Alat dan bahan
  • Skema praktikum
  • Analisis praktikum


BAB IV:
Ha…
Pada bab ini akan dibahas lebih jelas tentang metode praktikum dan tinjauan praktikum. Jadi inti dari praktikum akan dijelaskan secara detail pada bab ini.

BAB V:
Kesimpulan dan saran. Ini adalah bab terakhir yang juga harus ada pada sebuah laporang praktikum. Kesimpulan disini berisi tentang kesimpulan dari praktikum yang dilakukan, serta saran yang berisikan tentang saran untuk praktikum yang dilakukan.

Sekian penjelasan singkat saya mengenai format laporan yang baik. Semoga bermanfaat.

sekedar kata

Hobyku menulis
Jika pembaca merasa senang, 
Itu adalah membahagiakan

Seperti membahasakan apa yang mereka rasakan, 
Seperti memahami meski tidak sejalan

Dan aku akan selalu mencoba menjadi yang mewakilkan 
Dari perasaan perasaan yang terabaikan.

dikutip dari buku " motivasi "

karena Dia

Jatuh hati adalah hak setiap insan manusia, namun urusan jodoh biarkan Allah yang berkehendak. Apa jadinya jika hati yang mencinta terlalu mengharap akan manusia, bisa jadi akan lupa segalanya, melupakan bahwa pemilik cinta sesungguhnya adalah Dia, Allah Azza wa Jalla.
dikutip dari film "karena dia".

Monday, April 16, 2018

belajar sabar

Belajar SABAR meski tertatih,,,
Belajar IKHLAS meski kadang masih suka mengeluh,,,
Belajar TABAH meski hati susah,,,
Belajar TEGAR meski sering menangis karena terjatuh dan luka,,,
Belajar MENAHAN AMARAH meski hati berdarah,,,
Belajar dan belajar...
Belajar tak ubahnya menanam sebutir biji....
Disemai dengan kesabaran,,,
Dirawat penuh keikhlasan,sekalipun kadang lelah menanti kapan biji itu akan berkecambah dan bertunas,,,
Tak mudah memang,,,
Namun tak ada alasan untuk tidak BELAJAR MENJADI PRIBADI YANG LEBIH BAIK DARI KEMARIN..